Lanjut ke konten

Tahukah kawan bagaimana proses pembuatan garam?

Agustus 8, 2014

Garam merupakan komoditas yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat kita, bayangkan saja jika tidak ada garam akan hambar terasa hidup kita begitu kata pepatah mengatakan. Garam tidak hanya bisa dijadikan bahan konsumsi namun garam juga bisa dikategorikan dalam bahan industri, seperti industri penyamakan kulit, pengeboran minyak lepas pantai dll.

IMG_0374Garam Krosok

Proses pembuatan garam secara tradisional bisa dibilang ada dua jenis yaitu dengan metode penguapan dengan sinar matahari di tambak – tambak garam dan dengan cara teknik perebusan (garam rebus).

Untuk proses pembuatan garam dengan penguapan sinar matahari biasanya para petani garam membuat garam dengan metode petakan – petakan untuk penguapan, untuk mendapatkan hasil garam yang baik dengan kristal yang besar, petani garam biasanya secara langsung menguapkan air laut yang dialirkan pada petakan – petakan untuk menghasilkan kadar baume (massa jenis cairan / kepekatan / kekentalan) yang tinggi sekitar 20 – 25 Be (untuk pengukuran menggunakan Baumemeter) tapi biasanya untuk petani tradisional mereka menggunakan insting saja, sangat jarang sekali petani tradisional menggunakan alat baumemeter.

IMG_0815

Alat Baumemeter

IMG_0164Proses Pembuatan Garam di Tambak Garam

Setelah mengalirkan air pada tiap petakan untuk menghasilkan kadar baume yang diinginkan dengan teknik penguapan sinar matahari, setelah itu air laut dimasukan ke petakan khusus untuk meja garam lalu diuapkan dengan sinar matahari selama 7 hari lalu dengan sendirinya air tersebut akan berkurang dan menjadi Kristal garam.

Beda halnya dengan proses perebusan garam, untuk proses pembuatan garam dengan metode perebusan yang tradisional biasanya pertama kali yaitu dengan menggunakan garam yang masih kasar yang sudah jadi lalu dilarutkan dengan air, setelah air sudah tercampur dan garam sudah terlarut air tersebut biasanya difilter (disaring) agar air jernih, setelah melalui proses penyaringan air tersebut direbus dengan menggunakan bara api sekitar 3 – 4 jam bahkan lebih, setelah itu jadilah garam rebus. Perbedaan garam rebus dengan pembuatan garam yang mengunakan teknik penguapan panas matahari ialah jika garam rebus hasilnya lebih halus sedangkan garam dengan menggunakan pemanasan matahari akan lebih kasar (Kristal garam).

 

IMG_1022Proses Pembuatan Garam dengan Metode Perebusan

Namun, pada dasarnya teknik pembuatan garam itu berdasarkan hasil penguapan dari air laut baik dengan menggunakan cara direbus ataupun dengan penguapan sinar matahari.

3 Komentar leave one →
  1. Januari 19, 2015 1:08 pm

    Mau nanya nih,kolamnya apa di semen atau dksih smcm plastik gitu,krn klu kolam tanah apa airnya gak mresap ktanah trus gak ada yg mnguap…..(maafkan kbingungan sy,
    btul2 gak tau jd agak kliatan bego`)

    • Januari 20, 2015 3:16 am

      kalau dengan cara tradisional untuk kolam penguapan alas dasarnya dari tanah begitu pula untuk kolam meja garam nya, memang airnya meresap tp tidak terlalu signifikan tergantung proses pengolahan lahannya. untuk proses pembuatan garam dengan cara semi intensif sudah ada yg menggunakan bahan geoisolator baik dari bahan HDPE ataupun LDPE (permukaan tanah pada meja garam menggunakan bahan HDPE/ LDPE),untuk pola yang lahannya di semen itu menurut para petani kurang efektif karena panas bumi saat malam hari tidak bisa menguap karena terhalang oleh semen tersebut beda dengan menggunakan geoisolator HDPE/LDPE walaupun malam hari panas tetap bisa menyerap bahkan bisa menyimpan panas..baca pula (https://dhamadharma.wordpress.com/2014/06/06/pembuatan-garam-dengan-metode-tuf-geomembran/)& (https://dhamadharma.wordpress.com/2014/08/08/garam-indramayu/)

  2. Desember 21, 2015 10:32 am

    kalau untuk ke asinan garamnya sendiri, bagaimana cara untuk mengetahuinya?
    Terima kasih

Tinggalkan komentar