PULAU BIAWAK INDRAMAYU
Produksi Garam Indramayu
Tahukah kawan bagaimana proses pembuatan garam?
Garam merupakan komoditas yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat kita, bayangkan saja jika tidak ada garam akan hambar terasa hidup kita begitu kata pepatah mengatakan. Garam tidak hanya bisa dijadikan bahan konsumsi namun garam juga bisa dikategorikan dalam bahan industri, seperti industri penyamakan kulit, pengeboran minyak lepas pantai dll.
Proses pembuatan garam secara tradisional bisa dibilang ada dua jenis yaitu dengan metode penguapan dengan sinar matahari di tambak – tambak garam dan dengan cara teknik perebusan (garam rebus). Baca selengkapnya…
PEMBUATAN GARAM DENGAN METODE TUF GEOMEMBRAN
Pada proses pembuatan garam menggunakan TUF Geomembran membutuhkan modifikasi lahan tambak dengan penambahan ulir pada tahap peminihan dengan tujuan mempercepat proses penuaan air laut sehingga saat tiba dipetak penampungan sudah mencapai (20 Be°) dan dengan penambahan geomembran untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas garam. Pada teknik TUF ini ulir dibuat berbentuk petakan kolam tanah yang berkelok-kelok dengan dasar yang tidak rata untuk membuat arus air secara alami sehingga terjadi proses penguapan yang dibantu cahaya matahari dan angin. Dengan adanya ullir filter ini diharapkan dapat mempercepat waktu penuaan air laut sehingga proses produksi lebih singkat dari 40 hari persiapan lahan sampai produksi menjadi 25 hari. Ketinggian air pada ulir berkisar 10 – 20 cm, perbandingan luas lahan peminihan dengan lahan meja garam (65 : 35) meja garam yang memakai geomembran dapat menghindari bocor mudah dirawat dan dapat segera digunakan pada musim garam tiba.
Secara garis besar lahan dan peralatan pada system TUF dan Geomembran terdiri dari, Saluran primer, kolam penampungan air muda (Buffer), kolam penguapan, kolam ulir terdiri dari empat kolam, kolam penampungan air tua (Bunker), kolam penggorengan, meja garam, kincir, mesin pompa, geomembran (Plastik terpal, HDPE, LDPE), dan filter yang terdiri dari paralon, ijuk, zeolit, arang batok serta waring. Baca selengkapnya…
PETAMBAK GARAM, ALTERNATIF MATA PENCAHARIAN BERKELANJUTAN
‘Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan’, kutipan tersebut merupakan salah satu isi dari 8 sasaran Millenium Development Goals (MDGs) yang diselenggarakan di New York pada bulan September tahun 2000 dan diikuti oleh 189 negara PBB. Indonesia sebagai salah satu negara yang menandatangani deklarasi tersebut tentunya juga berkomitmen untuk memberantas kemiskinan dan kelaparan nasional. Berdasarkan data BPS jumlah total penduduk miskin di Indonesia sebanyak 31,3 juta jiwa dan sebanyak 25,14% berada di wilayah pesisir. Hal ini karena Indonesia sebagai negara maritim dimana hampir 2/3 wilayahnya terdiri dari perairan. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Kelautan dan Perikanan dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan kelaparan dengan menginisiasi mata pencaharian berkelajutan yaitu Pemberdayaan Garam Rakyat (PUGAR) sejak tahun 2011 yang dilakukan di 9 Propinsi dan 42 Kabupaten/Kota di Indonesia.
Tujuan kegiatan PUGAR adalah untuk meningkatkan pendapatan, penumbuhan kemampuan wirausaha di bidang kelautan dan perikanan serta meningkatkan kualitas lingkungan. Langkah yang ditempuh adalah dengan memperluas kesempatan kerja, meningkatkan infrastruktur pendukung, dan menguatkan sektor perikanan, dimana perhatian khusus diberikan melalui perluasan fasilitas kredit untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pemberdayaan masyarakat miskin dengan meningkatkan akses dan penggunaan sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraannya, peningkatan akses penduduk miskin terhadap pelayanan sosial dan perbaikan penyediaan proteksi sosial bagi kelompok miskin. Baca selengkapnya…
Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) Kabupaten Indramayu
Kabupaten Indramayu dikaruniai sumberdaya yang cukup beragam sebagai modal dalam pembangunan guna peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan tolak ukur Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Salah satu sumberdaya unggulan yang diharapkan dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah sumberdaya perikanan dan kelautan karena kegiatan perikanan dan kelautan memiliki kemampuan untuk menciptakan peluang usaha guna mengurangi kemiskinan (pro-poor), menyerap tenaga kerja (pro-job), meningkatkan pertumbuhan ekonomi (pro-growth) dan kebijakan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan (pro-businnes).
Wilayah pesisir Kabupaten Indramayu merupakan salah satu kawasan yang memiliki potensi pembangunan yang sangat strategis dan juga memiliki ancaman tekanan eksploitasi yang dapat mengarah kepada kerusakan lingkungan dan sumberdaya alam pesisir bila tidak dikelola dengan baik. Wilayah Pesisir Kabupaten Indramayu memiliki panjang garis pantai 147 Km, Kabupaten Indramayu memiliki beberapa potensi antara lain dalam bidang budidaya, perikanan tangkap, pengolahan hasil perikanan dan pariwisata pesisir yang dapat menunjang pendapatan daerah dan warganya jika dikelola dengan baik. Baca selengkapnya…